Sulitnya Bersama Ketika Semesta Sudah Berencana : Menyerah Dengan Keadaan Yang Memaksa Untuk Berpisah
Akhirnya ya, setelah berbulan bulan sejak awal tahun masalah ini selesai juga di penghujung tahun. Lucu, aneh, sampai ingin gila rasanya. Entah, apa yg membuat gila. Tapi harusnya kau sadar itu, tuan. Haiii berapa bulan kita tak saling tatap, setelah perpisahan di stasiun itu. Bahkan saat kita melewati patung kuda di hari terakhir itu aku menangis. Tak tau apa yg ku tangisi. Seperti aneh saja, seperti ini waktunya. Pertemuan yang awalnya sangat manis dan sangat tak biasa ini ternyata berakhir juga. Setelah 7 tahun kita bersama, akhirnya kita berdamai dengan waktu dan keadaan. Buat ku masih sedikit berat, entah apa yang membuat ini berat. Tapi aku yakin kamu pasti tidak seperti ku ini kan tuan? Halahhhh... tak usah diragukan. Seperti yang sudah, kau bilang tak sanggup tapi kenyataannya kau bermain main dengan pikiran gila mu. Aku yang salah memang, aku yang tak pernah sadar. Aku yang tertutup akan gelapnya kata “cinta dan sayang”. Bahkan yang awalnya aku kira itu sayang tulus ternyata bukan. Hilang saja, sepertinya memang seperti ini jalannya. Aku tulis apa ya, hahahaha aku bahkan tidak tahu sedang menulis apa ini. Rasanya pikiran ini kosong bahkan rasanya hati ini beku. Setelah berbulan-bulan aku tidak bisa meneteskan air mata. Tapi kali ini seketika aku malah menangis lagi. Sudah dari kemarin perasaan ini tidak enak. Akhirnya hari ini, aku menangis lagi bahkan aku sadar harisnya tidak usah sampai sepeti ini hingga membuat perutku sakit lagi. Aku harusnya lebih menyayangi perutku dibanding menangisi dia hingga seperti ini. Bahkan dia todak ada penyesalan dan maaf untuk kata kata terakhirnya itu. Malahan dia seperti membuat kalau dia jadi lebih bahagia. Bahkan berkat aku memberikan kesempatan, ternyata kesempatan itu juga cuma jadi tamengnya saja. Bukan benar benar untuk jadi penyesalannnya untuk ku. Salah aku berharap banyak untuk dia berubah dan minta maaf. Salah aku memberi kesempatan itu. Memang aku selalu salah! Memang aku yang selalu tak terlihat! Yaa!
Sudahlah aku gatau aku nulis apa lagi. Berharap sama seseorang yang sudah menyakiti itu lebih berat ya. Disisi lain kita gamau seperti itu lagi tapi disisi lagi masih ada rasa yang tidak bisa dijelaskan. Aduhhh aku lelah, aku selalu teringat semua hal. Padahal kemarin ini semua sudah hilang dan bahkan sudah tak kuingat seperti amnesia sejenak. Tapi ini benar! Aku sempat lupa akan hal hal itu, entahhh kenapa bisa tapi seperti kalo aku ingin ingat itu seperti membuat sakit kepala. Tapi terkadang suka teringan saja kembali hal hal kemarin. Bahkan detailnya aku sempat lupa kejadian itu. Aneh yaa? Iya memang! Padahal aku tidak terbentur atau lah jatuh. Tapi bisa bisanya saja lupa. Seperti ada yabg salah dengan diri ku ini. Suatu hal yang salah dan tidak bisa di ungkap dengan kata-kata. Tapi apa aku akan seperti kemarin setelah ini? Aku sejujurnya takut sendiri. Aku takut memendam ini sendiri. Memang salah aku waktu itu terus memendam sendiri. Tidak sepeti dia yang bisa cerita dengan mudah kesana kemari. Padahal dia yang salah tapi dia yang bisa semudah itu bercerita. Lalu mereka yang tahu seolah olah melihat ku seperti kasihan dan aneh. Aku benci tatapan itu dari mereka. Mereka pura pura tidak tahu di depan ku, tapi di belakang sepeti sedang menertawakan ku. Entah apa yang dia ceritakan, versi cerita dirinya. Iyaaaa, dirinya memandang ku saat itu. Bahkan aku sampai bingung Haris percaya siapa. Dia seperti memutar balikkan fakta di depan ku. Dia seperti menyesal dan mengakui kesalahannya di depan ku, nanti di versi orang orang seperti aku yang di salahkan atas segala kelakuannya. Aku bingung harus berbuat apa. Sakit rasanya! Sangat!
Sepertinya kali ini aku ingat tentang suatu hal lagi, hingga membuat kepala ku sakit dan menangis. Hal pahit ternyata, rasanya dada ini berdebar dan sesak. Aku baru mengingatnya lagi. Sumpah ini menyakitkan! Kali ini benar benar seram :(
Akhirnya ya, setelah berbulan bulan sejak awal tahun masalah ini selesai juga di penghujung tahun. Lucu, aneh, sampai ingin gila rasanya. En...