My Pillow Talk
“Untuk siapapun kamu yang tak pernah bosan mengulik ruang perasaan dan imajinasi ku. Terimakasih kamu telah ada dan diam-diam mendoakan sehingga ini benar-benar ada” -Kita dan Kata
Kutipan singkat favoritku saat ini, entah sampai kapan. Ini bukan tentang kisah seseorang yang selalu bahagia dalam hidupnya. Ini juga bukan tentang kesempurnaan. Ini tentang kehidupan pahit ku, yang sempat pernah merasa sangat menyesal telah ada di dunia ini. Aku yang sempat membenci keadaan yang pahit dalam skenario Tuhan ini. Bergelut dengan hal-hal di luar kendali dan berkutat dengan ketidakpastian di dalamnya. Kisah cinta yang di campakkan, kebersamaan yang lenyap dan perasaan yang tidak terbalas pada seseorang yang ku kira tepat. Semua aku sembunyikan lewat kata “kebahagiaan” dan senyuman.
Banyak doa yang sudah aku langitkan, dan tak jarang nihil hasil. Semua kembali lagi ke pusaran itu, memang ada yang salah. Tentang diri ini, bukannya aku yang tidak menerima masa lalu namun aku yang belum bisa mencintai lagi masa lalu. Padahal tidak perlu ada yang disesali, semua akan melakukan seleksi alamnya sendiri.
Teruntuk seseorang di masa depan, sabar ya menghadapi ku. Akan ku bagi pengalaman kelam ini dengan mu dan kuharap engkau bisa menerima ku. Memang terdengar tidak masuk akal, bahkan semua yang terjadi juga tidak beralasan tapi, nanti semua akan terlihat kok alasan itu dan kata “kapan?” Akan menjadi jawaban di balik kata “kenapa?”. Memang, tidak semua bisa terjawab sekarang. Hanya kata “sabar” yang selalu dan terus terpanjat, bahkan hingga bosan lidah ini mengucap. Namun memang kata itu yang mau tidak mau harus terdengar saat ini. Jadi tolong terima aku yang sekarang saat ini, biarkan masa lalu ku menjadi milikku dan masa lalu mu untuk dirimu. Semoga di masa depan semesta mengaminkan ini untuk kita miliki bersama. Percaya, cepat atau lambat harga dari semua ini akan lunas terbayar tanpa perlu angsuran cicilan masa lalu lagi.
0 comments:
Post a Comment