Yūjō (友情) Part 3
sehari «« seminggu «« sebulan ««
waktu berlalu begitu saja dan tanpa terasa kita sumua sedang Ujian Nasional
kami semua bersungguh-sungguh dan sangat teliti mengerjakan soal-soal tersebut
dan keesokan harinya ujian itu selesai. Saat disekolah kita berempat (Daiki,Kiki,Angel,Jasumi)
sedang menunggu hasil kelulusan walau Kiki bukan seangkatan tapi dia tetep
setia nungguin kita sampai hari kelulusan itu tiba. Waktu yang kami
tunggu-tunggu dari tadi tiba saat kepala sekolah mengumumkan bahwa sekolah kita
peringkat pertama sekecamatan kami langsung berteriak tak percaya dan sangat
senang dan yang lebih senangnya lagi semunya lulus (lulus 100%) kami bangga
dengan sekolah ini.
Setelah upacara kelulusan disekolah kami berempat pergi ketempat markas
besar kita, karna seringnya kita kesana sampai-sampai penjual sodusnya sudah
hafal dengan kita berlima dan porsi kita semua. Saat sedang memesan makanan ada
salah satu pelayan bertanya “wahh… udah pada lulus nih, kalo lulus masih
makan-makan di sini lagi kan? Lumayan kalo ada kalian pasti tempat ini rame. Oiya…
kayaknya ada yang kurang ya, cewek geulis satu lagi mana kok Cuma dua sih?” Tanya
pelayan itu.
Kami sempat berfikir dengan perkataan pelayanan itu dari tadi disekolah
memang salah satu dari kita tidak melihat hime kami juga sempat mengira kalo
hime sudah beradadi sini.
“mungkin dia sedang ada acara kelulusan di keluarganya pak” jawab Jasumi
“ohh begitu” jawab pelayan tersebut
Kami beretiga terakhir melihat hime waktu UN dan setelah itu kami sudah
tidak melihatnya lagi.
“kenapa kita gak kerumahnya aja?” sahut Kiki saat keadaan sedang bingung
“setuju, abis makan ya soalnya gua laper banget nih” jawab Angel
“sipp” sahut Daiki.
Semua setuju dengan usulnya Kiki, sehabis makan mereka benar-benar pergi
kerumah Hime. Saat sampai dirumah Hime disana sepi sekali mereka sempat
berfikir jangan-jangan dia bener-bener udah pindah tanpa bilang-bilang kekita
lagi. Tapi saat Daiki membuka pintu gerbang rumah Hime ternyata pintunya tidak
terkunci dan mereka semua tanpa berfikir panjang langsung masuk kedalam rumah
dan saat di depan pintu rumah mereka terkejut katena ada seseorang yang menyapa
mereka dari belakang dengan suara yang lembut ternyata itu tantenya Hime.
“haii.. kalian kenapa tidak masuk, ayo masuk” seru tantenya Hime
Tanpa berfikir panjang lebar mereka langsung masuk kedalam rumah dan duduk
di ruang tamu. Tantenya Hime sedikit bingung dengan kedatangan teman-temannya
Hime dia kira mereka sudah tau keadaan Hime sekarang ternyata seperti
fillingnya kira Hime tidak pernah memeberitahukan keadaannya keteman-temannya
hingga saat ini.
“tante sudah tau kok maksud kalian dating kemari, ayo ikut tante” ucap tante
Hime
Kita langsung diajak ke mobil dan tante mengajak kita kesuatu tempat. Saat
sampai disuatu tempat yang luas dan banyak orang berlalu lalang kesana-kemari
ternyata kita dipemakaman umum. Kita bingung dan kita sampai disuatu tempat
dengan batu nisan yang bertulis nama ku (Hime). “Hime belum sempat memberitahu
kalian kalau dia itu sakit ataksia dan penyakit itu udah menyebar keseluruh
tubuhnya dan belum sempat juga tante membawanya kebelanda untuk pengobatannya
tapi saat selesai UN kemarin dia masuk rumah sakit dan dia sempat koma dan
akhirnya dia sudah tidak ada lagi” ucap tante Hime dengan nada yang sedih.
Saat itu kita berempat hanya terdiam dan sedih bercampur kecewa kenapa
selama ini Hime tidak pernah cerita kekita padahal kita selalu mengungkapkan
semua isi hati kita satusama lain dan terbuka kami juga menyesal kenapa waktu
itu kita tidak sedikit perhatian dengan keadaanya yang makin hari semakin pucat
kita kira itu cuma sakit biasa. “Hime menitipkan surat untuk kalian, ini”
tantenya memberikan sebuah surat untuk kami dan isinya….
To :
Daiki, Jasumi, Angel, dan Kiki
Matahari
sedang beranjak dari edarannya saat aku menggoreskan tinta di atas kertas ini.
Aku tersenyum mengingat kebersaan kita, dan janji untuk selalu bersama walau
nanti kita sudah tidak bersama karena jarak yang memisahkan. Saat kalian baca
surat ini mungkin aku sudah tidak ada disini bersama kalian dan ebelumnya aku
minta maaf karena menyembunyikan ini semua kekalian bukan maksud aku untuk
tidak memberitahu kekalian tapi waktunya belum tepat saja. Sebenarnya selama
ini aku sakit sakit atalsia penyakit yang menyerang Otak Kecil dan keseimbangan
tubuh. Sahabat-sahabatku walau kita
sudah tidah bias bersama-sama lagi tapi aku yakin persahabatan ini akan selalu
berada dihati kita masing-masing selamanya.
0 comments:
Post a Comment