Hal kecil yang disebut cinta (part 4)


Keesokan harinya setelah insiden maalam itu,pria itu menemui sahabatnya itu untuk menceritakan semuanya, “Dari semua gadis yang bersamaku, ini yang paling menyakitkan.... Aku mohon satu hal saja padamu... Tak peduli apa yang terjadi, kau tak akan memacari dia kan?”
“Apa kau berpikir alasan dia memutuskanmu adalah aku?”tanyanya.
“Tidak. Hanya aku tak tahan, jika sahabat terbaikku berpacaran dengan gadis yang kucintai...”
sahabatnya memandang keluar sambil menghela nafas, “Jika kau mengatakan seperti itu, aku bisa apa?”
“Tak apa-apa kan buatmu?”tanya pria itu.
“Iya” jawabnya. Mereka berdua kemudian saling menjabat tangan.



Hari-hari berikutnya aku lalui seorang diri. Tak ada lagi teman-teman bersama ku, tak ada lagi pria itu yang menjemput ku ke sekolah dan dia orang yang kusuka juga seperti menghindari ku.  Aku memutuskan untuk fokus belajar agar mendapat ranking satu. Meski aku sering terbayang dia jika aku melihat Tuan Kancing dan membuat ku menangis sendirian. Betapa tersiksanya aku dengan semua ini.



Di rumahnya dia bermain sepak bola dengan ayahnya yang sekarang tak takut lagi.
“nak, kau tahu tadi Manajer sepak bola meneleponku...”kata ayahnya.
“Lalu?”tanyanya masih fokus ke bolanya.
“Dia bilang kalau dia akan menerimamu di Klub Sepak Bola”
dia tak percaya, “Ayah menipuku agar bisa merebut bola dariku ya...”
Ayahnya tertawa, “Untuk hal sepenting ini siapa yang berbohong. Setelah ini kau harus segera bersiap-siap. Mungkin setelah lulus ujian tahun ini, kau akan pergi belajar ke Amsterdam (Belanda).”
dia senang sekali, ia menghampiri ayahnya dan memeluknya, “Ayah! Terima kasih...!”



Hari ujian tiba,Aku menjalankan ujian dengan serius. Karena aku ingin bertemu dengan ayah yang sekarang di Jepang.




Tahun pelajaran berikutnya...


Hari itu salah satu sahabatku memutuskan untuk tidak akan melanjutkan sekolah yang sama dengan kawan-kawannya. Ia akan memasuki sekolah kejuruan. Saat mereka asik mengobrol, aku datang dan suasana langsung tak enak. Aku duduk dengan sedih di jarak yang tak jauh dari mereka. aku memandangi wajah teman-temanku dan masih berharap teman-temanku akan memaafkan ku. Rupanya hati teman-teman ku masih belum luluh. Aku dengan sedih menyanyikan lagu yang dulu mereka nyanyikan bersama-sama.



“Senin aku menunggu... Selasa aku masih menunggu dan melihat, melihat apakah kau baik-baik saja... Rabu kau masih tak ada disini, pagi hari atau kemudian, Kamis juga masih kosong...”
Salah satu temanku tak tahan, ia menghampiri ku dan bernyanyi sama-sama sambil menangis.



“Jum’at, Sabtu atau Minggu, tiada hari tanpa merindukanmu... Tiada hari kau akan kembali...”
 kemudian salah satu dari temnku ikut menangis , sementara temanku satu lagi masih bertahan.


“...menjadi tua dalam hari-hari kita... hari dimana kau ada disampingku, hari dimana kau ada di dekatku, hari dimana kita saling berpegangan tangan...”



Aku mendekati salah satu temanku yang masih bertahan, “...hari dimana aku mencintaimu, hari dimana aku berbicara denganmu, hari dimana kau mendengarkanku....”

Akhirnya temanku itu menangis dan ikut bernyanyi, “...Berapa lama aku akan seperti ini aku tak tahu, Berapa bulan atau berapa tahun....”



Kita berempat saling berpelukan dan menangis bersama. (aslinya ini lagu ceria, tapi pas dinyanyikan dengan mereka jadi kelihatan sedih...), “...berapa miliar kenangan masa lalu kita bersama, aku selalu merindukanmu...”
“guyss,Aku minta maaf”isak ku.
temanku hanya menangis, “Kenapa kau menangis? Menyanyikan lagu seperti kita sedang berakting di opera sabun saja...”
“Ya...” kata ku masih sambil menangis, “Kenapa kita menangis? Kita tidak menangis, kita sedang tertawa...”
Kita pun menyanyikan lagu nya bersama-sama.


 Keesokan harinya aku sedang menyapu dan beres-beres rumah ketika teman-temanku datang dan memberitahu kalau mereka bertemu dengan guru walikelasnya di toko eskrim, “Dia mengatakan kalau dalam ujian.... aku mendapatkan.... “.
“Aku mendapatkan apa? tanya ku tak sabar.
“kamu.... kamu...dapat ranking 1...”
Nam terkejut. Ia melompat-lompat senang kemudian memeluk ibunya. Ibunya mengatakan sekarang kamu sudah bisa bertemu dengan ayah. Aku semakin senang. Adik ku melihat ku dengan iri. Ia mendapatkan ranking 8 tapi ia ingin ikut dengan ku. Aku tak mengizinkan.
Saat itu tiba-tiba aku langsung memikirkan dia( seseorang yang aku suka).



Di hari yang sama, Adiknya kedatangan seseorang teman. Dia mengantarkan foto cowok yang adiknya taksir. Aku yang tertarik menghampirinya dan menggodanya. adiknya tahu kalau ini adalah kesempatan untuk kakaknya balas dendam karena dulu dia pernah mengadukan soal kakaknya yang naksir dengan seseorang. Tapi aku cuma menggodanya dan menasihati agar adik ku tak cepat-cepat memikirkan soal pacaran karena belum dewasa.



Aku kemudian kumpul bersama teman-teman ku. temanku menanyakan sesuatu kepada ku, “ apakah dia sudah tahu?”
Aku menggeleng lemah. temanku menatapnya heran, “Kau sungguh hebat! Jatuh cinta pada seseorang selama 3 tahun lebih!”
“Kurasa kau tak perlu mengatakannya pada dia” timpal salah satu temanku, “Biar seluruh dunia mencatat bahwa ada seorang gadis gila yang mencoba untuk menjadi cantik selama tiga tahun demi seorang laki-laki. Meskipun laki-laki itu tak tahu apa-apa.”
temanku menasihati ku, “mungkin mulai sekarang kau takkan pernah melihatnya lagi. Kau masih akan diam saja?”
aku melirik buku 7 Metode Cinta ku, “Aku sudah coba berbagai cara...”
“Jangan takut, kami selalu mendukungmu”ujar temanku, “Benarkan?”
“Iya!”sahut salah satu temanku, “Kau sangat cantik, rajin belajar juga baik hati kenapa dia bisa tak menyukaimu?”
aku kesal, “Kalian benar-benar memujiku tidak sih?”




Malamnya aku menghias setangkai bunga Mawar Putih, metode ke 7 (metode terakhir), dari novel 7 metode cinta, yang paling tulus.



Hari kelulusan tiba, aku menunggu dia keluar dari kelasnya namun ternyata dia masih dikelilingi oleh teman-temannya (PS: aku dan dia lulus bersama, sepertinya  aku akselerasi). Aku harus menunggu sampai dia memiliki waktu hanya berdua saja. Aku mengikuti nya bersama teman-teman ku. Sampai akhirnya dia pergi untuk memotret sendirian ke ruangan kolam renang, aku didorong teman-teman ku untuk mengambil kesempatan itu. Teman-teman ku berjaga di luar ruangan kolam renang tersebut (seperti diboking tempat).



To Be Continue....
penasaran kan apa yang terjadi di kolam renang nanti, tunggu ya part ke 5 nya (part terakhir)

Share this:

CONVERSATION

2 comments: