Hal kecil yang disebut cinta (part 5)
Dia sedang memotret Kolam renang sebagai kenang-kenangan. Aku menghampirinya, Dia pun memotret ku juga.
“
kau belum menanda tangani kemejaku,” ujar dia (di sekolahku juga ada
tradisi mencoret-coret baju, tapi versi tanda tangan. Lebih rapi).
“Kak, aku ingin mengatakan sesuatu”aku menghela nafas mengumpulkan
kekuatan. Kemudian aku mulai mengatakan semuanya, “Aku mencintaimu. Aku
sudah mencintaimu selama lebih dari 3 tahun ini. Aku sudah melakukan
segalanya, mengubah diriku dalam banyak hal demi kamu. Aku mendaftar
klub penari klasik, melakukan drama panggung, menjadi pemimpin grup
mayoret, lebih rajin belajar, semuanya karena kamu.... Tapi aku tahu
sekarang, hal seharusnya kulakukan, dan harus sudah kulakukan sejak dulu
bahwa... adalah memberitahumu... Aku cinta Kakak...”
Aku menghela nafas dan mengeluarkan air mata kelegaan. Aku menyerahkan
mawar putih yang sudah ada kartu ucapan dan Tuan Kancing yang terikat di
tangkainku pada dia yang tertegun sambil menatap ku.
Sesaat setelah aku menghapus air mata karena lega, tanpa
sengaja mata ku melihat ke arah kantung kemeja nya. Tertulis disitu,nama kakak cantik love dia. Aku terkejut.
“Kakak dan kakak itu...?”tanya ku hampir tak bisa bersuara. Air mata ku mengalir lagi.
dia mengangguk dengan berat.
“Kapan?”tanya ku lagi dengan susah payah.
“Seminggu yang lalu...”jawab dia pelan.
Aku seperti bingung untuk bertindak. Aku menangis tapi kemudian berusaha
untuk tertawa, “Hahaha.... Kakak dan Kakak itu berpacaran... haha...
kalian cocok... lucu...”
Dia masih memandangi ku dengan penuh perasaan bersalah.
Aku sekuat tenaga menahan tangis, Aku menepuk bahu nya dan berkata, “Semoga kalian bahagia...”
Aku yang sudah tak tahan ingin segera pergi dari situ, lupa kalau di samping ku ada kolam. Aku berbelok dan langsung tercebur.
“hayy, kau baik saja!”seru dia.
Aku yang basah kuyup mencoba untuk terus tertawa, “Aku tak apa-apa...”
Dia menawarkan bantuan untuk ku keluar dari kolam, tapi aku tak menyambutnya. Aku benar-benar berusaha tak terlihat menangis.
“Kalian cocok”ucap ku sebelum berbalik pergi memunggungi nya.
“Nam kau baik-baik saja?”tanya nya.
Aku menangis tapi memberi isyarat kalau aku baik-baik saja lewat jari ku.
Dia tak percaya, dia masih berusaha memanggil ku, “hayyy!”
Di
luar aku disambut teman-teman ku yang terkejut melihat Aku basah
kuyup. Aku langsung pergi tanpa ingin bertemu teman-teman ku dulu. salah satu temanku
berusaha menyusul namun ditahan oleh teman ku yang satu lagi. Mereka ikut menangis karena
sudah bisa menebak apa yang terjadi.
Aku berjalan melewati kakak cantik yang beruntung menjadi pacar dia, kakak juga kaget melihat aku basah kuyup. kakak itu menahan ku dan bertanya apa
yang terjadi. aku tadinya ingin langsung pergi. Tapi kemudian aku
kembali dan memeluk kakak itu erat-erat tanpa berkata apa-apa lalu langsung
pergi dan membuat kakak itu terheran-heran.
Dia tiba di rumah pada malam hari dan terheran-heran melihat sebuah mobil sedan bagus
terparkir di depan rumahnya. Di rumah ia langsung disambut oleh
lemparan kaos dari ayahnya, “Selamat datang pemain junior sepak bola!”
Rupanya di rumah sudah ada Manajer dan Pelatih tim sepak bola. dia sudah di terima sebagai pemain junior mereka. dia
yang senang memeluk ibunya. Kemudian ia membuka kulkas dan mengambil
sesuatu yang sangat familiar...
Kotak cokelat pemberian dari ku yang
duluuuuuu... banget, rupanya masih disimpan baik-baik oleh dia seperti aku yang masih menyimpan gelas pepsi pemberian dia. O..o... apa
artinya tuh?
“Siapkan pakaianmu , malam ini kau harus
berangkat bersama paman (pelatih sepak bola), besok kau harus
sudah ada di kamp pelatihan!”
“Hah?! Hari ini ayah??!”seru dia terkejut.
“Ya, buat apa lagi ditunda?”tanya ayahnya balik.
dia segera berlari ke kamarnya menaruh tas yang di dalamnya
terselip bunga mawar putih pemberian ku. dia mengambil sebuah buku di
meja belajarnya. Buku album foto. (Mulai sekarang akan ada flashback
adegan, dan kita akan melihat semuanya dari sudut pandang si cowok in).
dia membuka buku itu, ternyata buku itu penuh dengan foto ku
yang dihias begitu indah. dia tersenyum sambil mengusap wajah ku
yang difoto dengan lembut. Lembaran dibuka. Ada halaman yang penuh
dengan foto buku 7 Metode Cinta milik ku. Rupanya buku itu di foto
ketika aku meninggalkannya saat latihan drama. Flashback adegan saat aku mengambil buku itu dan menyeret-nyeret kaki ku buat menutupi nomor
telepon nya. Di bawah foto buku itu ada tulisan, “Buku ini lucu. Tapi
membuatku tahu betapa kau telah mencoba”
Di sampingnya lagi juga ada tulisan, “Aku ingin memberitahumu, bahwa kau telah berhasil sejak awal kau mencoba...”
Halaman berikutnya terlihat penuh dengan foto ku yang di dandani
oleh kakak cantik itu. Kemudian flashback adegan lagi saat aku tampil menjadi snow
white yang cantik pertama kali. Saat itu dia terlihat tak tertarik dan
hanya mengatakan, “Dia tampak sama, Snow White dengan kawat gigi.”
Padahal, saat pergi dia tersenyum sangat senang sampai mengepalkan
tangannya karena melihat perubahan ku yang bisa menjadi begitu cantik.
Halaman berikutnya penuh dengan foto tangan nya.dia memotret
tangannya sendiri kemudian menulis, “Bersentuhan tangan untuk pertama
kalinya. Tapi aku harus segera melepaskan tanganku karena orang lain
akan curiga” Flashback adegan saat ku hampir jatuh dari panggung.
Di
halaman berikut penuh dengan foto apel yang telah digigit, ada tulisan
“Memberinya apel tapi ku gigit sedikit”. Rupanya sebelum pergi
mengambil hadiah fotografi, dialah yang memberi ku apel itu.
Kemudian dia membuka banyak halaman lagi, semuanya isinya foto ku yang sedang latihan mayoret, banyak sekali...
“Kau menjadi semakin baik! Semangat !”
Flashback
saat aku mati-matian berlatih melempar tongkat siang dan malam,
rupanya dia hampir setiap saat memperhatikanku. Kemudian dia
memandangi foto ku yang menjadi pemimpin Mayoret.
“Cinta bisa mengalahkan segalanya, termasuk rasa takut”
Flashback
saat dia berhasil menendang pinalti untuk pertama kalinya. dia
rupanya berusaha menyingkirkan trauma dan rasa takutnya demiku. dia
ingin agar aku juga tak takut pada tongkat mayoret.
Di halaman berikutnya ada foto pertumbuhan Pohon Mawar Putih yang
sudah ia siapkan jauh-jauh hari sebelum hari valentine. Di foto
pertama tertulis, “Hari pertama.” Foto kedua, “Sangat sulit untuk
tumbuh.” Foto kelima, “Tunas pertama.”
Flashback saat dia memberikan mawar putih pada ku, setelah
mengatakan itu dari temannya, dia berbalik kemudian menyalahkan
dirinya sendiri yang tak bisa jujur. Di bawah foto mawar putih yang
telah tumbuh:
“Hari ini aku memberikan mawarnya pada nya, kukatakan itu dari temanku karena aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya”
Kemudian langsung flashback adegan saat temannya menembak aku. dia
turun dari tangga dengan lemas. Ia hampir tak bisa berjalan lagi
kemudian menyandarkan kepalanya ke dinding tangga.
Halaman berikutnya gambar pria itu dan aku dari bawah tangga.
“Hari ini aku melihat temanku menembak cewek yang ku suka. Kau tahu? aku sakit. Kenapa waktu kita tak pernah cocok?”
dia menepuk bukunya dengan sedih. Ia teringat saat ia berlari-lari agar
bisa memotret ku yang jadi pemimpin mayoret. Juga saat ia temannya
menggendong ku yang terkilir kakinya. Rupanya dia sempat memotret dan
memasangnya di buku album itu.
“Aku juga ingin kau naik ke punggungku.”
Juga banyak adegan flashback yang lainnya, termasuk saat aku dan dia di kolam renang. Rupanya dia sempat menyelesaikan kalimatnya
meski tak didengar oleh ku yang pergi dengan temannya itu, “Nam, maukah kau
menjadi kekasihku?”
dia mulai merasa hatinya makin tersiksa dan sakit. Saat Temannya itu
mencium pipi cewek yang dia suka, ekspresi wajah dia, kaget dan pucat .
Di rumahnya aku terus menangis. Tentu saja, aku telah mencintai dia lebih dari 3 tahun. aku terus menangis sendirian di depan jendela
kamar, tanpa sadar malam itu dia datang ke depan rumah. dia
datang untuk menaruh buku album yang ia buat untuk ku, agar tahu kalau
selama ini ia juga telah mencintai ku lebih dari 3 tahun. Sejak aku
masih si itik buruk rupa, dia telah mencintai apa adanya. dia
terngiang-ngiang perkataan temannya sendiri, “Aku memohon satu hal padamu ,
apapun yang terjadi kau takkan memacari dia kan?”
Dengan langkah
gontai dia pergi dari rumah ku, karena ia harus segera berangkat ke amsterdam. aku yang masih menangis tak tahu kalau dia melintas di bawah
jendela kamar ku.
9 tahun kemudian......
Aku kembali ke indonesia setelah sekian lama aku tinggal di jepang. aku menghadiri sebuah talk show.Kemudian talk show pun menyerempet ke masalah masa lalu ku,
“Kamu memberitahu wartawan bahwa dulu saat kau masih muda, maaf, kau
sama sekali tak cantik, tak modis, sama sekali beda dari yang sekarang.
Lalu apa yang membuatmu berubah?”
“Itu karena saya jatuh cinta pada seseorang...”ucap ku sambil tersenyum.
“Jatuh cinta?”tanya Hostnya, “Bisakah kau menceritakan cerita itu?”
“Bisa”
kata ku memulai cerita, “Ia adalah senior saya. Seorang pemain sepak
bola. Sangat lucu. Pada saat itu saya berwajah jelek di kelas 1, maka
saya mencoba memperbaiki diri, jika itu bisa membuat saya menjadi lebih
cantik dan lebih baik, saya coba untuk lakukan. Saya juga mencoba
belajar dengan lebih rajin agar dia mungkin menyukai saya”
“Lalu apakah akhirnya dia tahu perasaanmu?”
“Dia tahu, tapi kisah kami tak berakhir bahagia. Aku pergi belajar ke jepang untuk tinggal bersama ayahku”
“Oh itu buruk sekali”ucap Hostnya.
“Tapi
ketika saya kembali memikirkannya, dia seperti inspirasi untuk saya,
dia membuat saya menggunakan cinta dengan cara yang lebih baik... dia
seperti... kekuatan yang mendukung saya agar saya bisa menjadi lebih
baik hingga menjadi aku yang sekarang...”
Host cewek itu kemudian
mengeluarkan sesuatu yang sangat aku kenal. Itu Album yang dibuat dia
untuk aku, “apakah kau masih mengingat buku ini?”
aku terkejut, ia menerima buku itu kemudian mendekapnya erat, “Ingat. Iya saya ingat...”
Host nya tertawa, “Kalau begitu mari kita sambut pemilik buku ini! Mantan Pemain sepak bola kita!”
aku terkejut. aku menoleh ke belakang. Teman-temanku juga
terkejut. Dari belakang panggung, dia muncul dengan membawa sebuket
bunga dan menghampiri ku.
“Sekarang ia merubah karirnya menjadi fotografer profesional...”jelas Hostnya.
aku yang gugup tak tahu harus berbuat apa hanya bisa berdiri dan
merapikan gaunnya. dia menyerahkan bunganya, “Saya ingin memberi ini
untuk mu”
aku masih gugup, ia menunjuk dirinya sendiri, “hay??”
“Ini untuk mu...”ujar dia lagi.
aku mengelus tengkuknya grogi, ia menerima bunga itu sambil malu-malu.
Mereka berdua masih berdiri sampai hostnya harus menyuruh mereka duduk.
“Saudara atlit, setelah lama tak bertemu seseorang yang dicinta, ada yang ingin kau katakan? tanya Host.
“Euh,
saya ingin memberitahu ku bahwa...”dia mengeluarkan sesuatu dari
kantongnya, rupanya Tuan Kancing, “Kancing ini sebenarnya bukan milikku.
Mungkin milik Ding.”
Okeh, that’s hurt ... aku menerima kancing itu dengan hati pahit. Sementara dia malah tertawa geli.
“Lalu Bagaimana denganmu ? Apa kau memiliki sesuatu untuk dikatakan?”tanya Host.
“Emm, saya ingin bertanya pada Kakak...”kata aku takut-takut, “Apakah... Kakak sudah menikah?”
Chon terlihat ragu dan berat mengatakannya, “Ummm.... aku....”
Nam menunggu dengan tegang. Tapi kemudian Chon tersenyum.
“Aku menunggu seseorang pulang dari Jepang...”kata dia memandang ku penuh senyum.
aku tersenyum dan menangis bahagia. Kisah cintaku ternyata tak berakhir sedih.dia masih menungguku selama 9 tahun.
---------------------------------The End----------------------------------
0 comments:
Post a Comment