Dimana rumahku?

 


Rumah yang kata orang itu indah

“Dimana rumahku?”

Lantas aku saja tak ingat dimana alamatnya.

Semua bermula saat pintu itu terbuka dan tertutup.

Seakan tidak tahu siapa tuannya.

Hembusan angin yang masuk, membunyikan lonceng angin tua warna-warni yang sudah tak tersentuh dan berdebu.

Lonceng tua berbentuk sepasang merpati yang saling mengelilingi, kemudian bersentuhan membuat alunan nada yang seirama dengan angin yang berhembus saat itu.

Yap benar sekali! seperti itulah saat itu.

Begitu saja,

Masuk.

Tanpa ada salam.

Namun membuat sapaan yang berkesan.

Melalui kata dan buaian manis yang terucap.

Wajar saja, karna itu hanya angin.

Angin itu membawa kesejukan dalam rumah, namun juga membuat aku sesak karna terlalu kencang.

Aku tak suka angin! Lihat saja, hanya lewat saja bukan?

Kedatangannya yang perlahan membawa kesejukan di rumah.

Namun dengan sekejab datang dengan kencang, rumahku tak sanggup!

Tak sanggup untuk menahan goncangan dan badai yang selalu datang.

Sudah tak dapat lagi tertahan. Hancur! 

Lalu sekarang?

“Dimana rumahku?”

T I D A K  D I  S I N I

Ternyata benar,

ini bukan rumahku.

Pantas saja, hancur!

Share this:

,

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment